Pura Desa ini merupakan salah satu dari pura kahyangan tiga yang disungsung oleh krama desa adat semate sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widhi dalam prabawanya sebagai Dewa Brahma sang pencipta (Utpati).
Pura ini juga berfungsi sebagai tempat persembahyangan rutin bersama
baik pada saat purnama tilem maupun piodalan yang dilangsungkan setiap
enam bulan atau 210 hari kalender Bali.
Perayaan piodalan atau yadnya pada pura ini diadakan bersamaan dengan hari raya kuningan (saniscara kuningan) yang upacaranya dipimpin oleh seorang sulinggih atau mangku pura desa yang diawali dengan pesucian di pura beji.
Piodaan ini dirayakan
oleh seluruh krama adat dan seluruh persiapan dalam upacara ini
dilaksanakan oleh kasinoman yang dibantu oleh pratus, prajuru adat dan
lain-lain.
Untuk Pujawali atau Piodalan di Pura Desa dan Puseh yang pada saat piodalan dimulai sebelumnya dilaksanakan dengan melaksanakan upacara pesucian arca / pratima sebagai perlambang Ida Bethara dan Dewa Brahma di Pura Beji.:
Untuk Pujawali atau Piodalan di Pura Desa dan Puseh yang pada saat piodalan dimulai sebelumnya dilaksanakan dengan melaksanakan upacara pesucian arca / pratima sebagai perlambang Ida Bethara dan Dewa Brahma di Pura Beji.:
- Piodalan di Pura Desa bersamaan dengan hari raya kuningan (saniscara kuningan).
- Piodalan di Pura Puseh dilaksanakan saat Anggara Kasih Wuku Medangsia.
Untuk memasuki kori agung pura desa ini, sebelumnya terdapat bale agung yang berada di depan pura desa ini.
Adapun posisi dan letak pura desa ini dalam satu halaman dengan pura puseh yang berada di jalan utama posisi barat desa dengan denah sebagai berikut :